PERBAIKAN SIMPANG TAK BERSINYAL MENJADI SIMPANG BERSINYAL

(STUDI KASUS SIMPANG JL. S. SUPRIADI – JL. SATSUI TUBUN MALANG)

  • Lila Kurnia Wardani

Abstract

Simpang Jl. S. Supriadi – Jl. Sastsui Tubun atau lebih dikenal dengan Simpang Kacuk merupakan salah satu simpang tak bersinyal yang padat di Kota Malang. Lokasi persimpangan yang strategis, yaitu merupakan pertemuan arus lalu lintas dari Kabupaten Malang (pendekat selatan) dan Pasar Gadang (pendekat timur), menjadikan simpang ini memiliki tundaan yang besar dan sering berakhir pada kemacetan. Survey pendahuluan yang dilakukan pada weekday dan weekend waktu pagi dan sore hari menunjukkan volume lalu lintas terbesar terjadi pada Hari Senin Pagi, sehingga penelitian dilakukan pada waktu tersebut, Analisis dan perhitungan dilakukan berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indoensia (PKJI) 2014 tentang Simpang dan Simpang APILL. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan kinerja persimpangan pada kondisi eksisting adalah derajat kejenuhan sebesar 2,374 (>1), tundaan simpang >60 det/skr, peluang antrian 252-649%, sehingga menghasilkan tingkat pelayanan persimpangan F. Dengan mempertimbangkan biaya serta urgensi permasalahan, maka perbaikan dilakukan dengan cara mengubah Simpang Kacuk menjadi simpang bersinyal. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, jika menjadi simpang bersinyal 3-fase maka kinerja persimpangan adalah derajat kejenuhan 1, 261, tundaan simpang >60 detik/skr, dan tingkat pelayanan simpang F. Waktu hijau (Hi) didapatkan pada pendekat utara 57 detik, pendekat selatan 65 detik, dan pendekat timur 45 detik. Meskipun tidak menunjukkan perubahan tingkat pelayanan, tetapi terdapat penurunan derajat kejenuhan dari kondisi eksisting sebesar 46% sehingga perbaikan menjadi simpang bersinyal tetap direkomendasikan.

Published
2023-04-25
How to Cite
[1]
L. Wardani, “PERBAIKAN SIMPANG TAK BERSINYAL MENJADI SIMPANG BERSINYAL”, SISTEM, vol. 19, no. 1, pp. 25 - 30, Apr. 2023.
Section
Articles