IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN WILAYAH HINTERLAND DAN TRANSPORTASI MULTIMODA DI WILAYAH MAKASAR

  • Putut Ade
  • Yoga Tanu
  • Dhea Fortuna
  • Erian Sutantio
  • Hadi Kurniawan
  • Minto Basuki
Keywords: Hinterland, MP3EL, Transportasi Multimodal

Abstract

Untuk kepentingan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), peran pelabuhan menjadi sangat penting. Dalam skenario yang berbeda, jika MP3EI bisa digabungkan secara efektif, implikasinya barang akan dilintasi sebelum menjadi lebih intens. Inisiatif utama MP3EI adalah konsep Tol Laut, yang membentuk koordinasi logistik antara Wilayah Indonesia Barat dan Wilayah Indonesia Timur. Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami sektor apa, jika ada, yang merupakan sektor fundamental dan non-fondasi perekonomian Kota Makassar dan sekitarnya. Masalah yang ada adalah dermaga dan fasilitas bongkar muat memerlukan penyesuaian kecuali pelabuhan khusus kontainer Makassar dan Bitung, akan membatasi pembebasan fasilitas sisi darat. Secara geometris, jalan raya hinterland dan pelabuhan belum mampu memberikan kondisi angling peti kemas. Potensi permintaan transportasi laut container akan berkembang pesat seiring dengan perkembanganpengolahanindustridalam pengembanganwilayah pada strategi regional atau koridor kkonomi dalam MasterPlan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonopmi Indonesia di Indonesia Bagian Timur. Telah terjadi perubahan fungsi pelabuhan menjadi wadah multigunamelayani dan tradisional pelabuhan. MP3EL, Pedalaman, dan Transportasi Multimoda

Published
2024-06-06
How to Cite
[1]
P. Ade, Y. Tanu, D. Fortuna, E. Sutantio, H. Kurniawan, and M. Basuki, “IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN WILAYAH HINTERLAND DAN TRANSPORTASI MULTIMODA DI WILAYAH MAKASAR”, SISTEM, vol. 20, no. 1, pp. 39 - 44, Jun. 2024.
Section
Articles